Mumpung Oline, Ane mau sedikit curhat cerita tentang berita yang mengagetkan diri Ane, mungkin juga ente-ente pada. Pasalnya baru kemaren, dan blom ada seminggu Ane d ceritain klo Indonesia itu dulu punya kapal selam 4 buah, hasil kerja sama antara Pemerintah RI dgn "Komunis" Russia. Terdengar aneh memang, tapi yang ingin w sorot disini tentang "Kapal selam" nya. Karena yang terakhir Ane denger dari sang empunya (sesepuh) yang pernah seperjuangan dulu ama bapak Proklamator Kita "Ir. Soekarno" lewat video Dokumenter, bahwa pemerintah Indonesia itu dulu sering menjalin hubungan dengan Musuh bubuyutannya Si Negri Adi Daya "Amerika" ini. Salah satu yang membekas di benak Ane adalah "Kopasus", yaitu Pasukan Elit Militer yang pernah dimiliki Indonesia.
mengapa demikian...?? Karena menurut data yang Ane pernah denger Kopassus ternyata merupakan Pasukan elit Terbaik Dunia yang paling ditakuti bahkan disegani di seluruh dunia. Oleh karena itu pada jaman pemerintahan Bung Karno dulu Militer Kita disegani bahkan ditakuti, ingat ditakuti oleh seluruh dunia dan termasuk dalam peringkat 5 besar Dunia.
Coba pikirkan, sekarang Kita hanya memiliki 2 (Baca:Dua Buah) Kapal selam yang satu bernama "Cakra" dan yang satu lagi yaitu "Naggala" sedang diperbaiki di Korut (Korea Utara). Tapi yang jadi pertannyaan, dimana ke-Empat kapal selam yang dulu pernah diberikan oleh Russia itu....???!!! apakah dijual kemudian untuk membayar semua hutang yang Kita punya....??? klo itu yang terjadi mungkin Lumrah dan ada Toleransi. Ato dijual kemudian di Korupsi oleh petinggi" negara...???!!! itu yang mungkin Tidak bisa ditolerir oleh masyarakat.
Inti yang mau Ane bilang sebenernya adalah, Kita itu MAMPU dan BISA, Hanya (bukan Tapi) sarana dan fasilitas yang Kita butuhkan itu Tidak ada. Kalaupun ada Pasti ada campur tangan lain yang membuat Keinginan Kita Itu memudar dan Hilang di makan Zaman.
Ingatlah Pesan ini wahai Pemuda.....
1. “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno).